SIKAP ADALAH??
A. Konsep Sikap
1.
Pengertian
Sikap

Sikap adalah evaluasi umum yang dibuat
manusia terhadap dirinya sendiri oranglain, dirinya sendiri, objek atau isu.
(Azwar 2000, dalam Wawan & Dewi, 2010).
Berdasarkan beberapa definisi diatas
dapat disimpulkan bahwa sikap adalah evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap
dirinya sendiri, oranglain, objek atau isu, yang sudah melibatkan faktor
pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang-tidak senang. Setuju-tidak setuju,
baik-tidak baik, dan sebagainya).
2.
Struktur
Sikap
Struktur
sikap terdiri atas 3 komponen yang saling menunjang (Azwar 2000, dalam Wawan
& Dewi, 2010) yaitu:
a.
Komponen kognitif
Komponen kognitif adalah aspek
intelektual yang berkaitan dengan apa yang diketahui manusia. Kompnen kognitif
ini adalah olahan pikiran manusia atau seseorang terhadap kondisi eksternal
atau stimulus, yang menghasilkan pengetahuan.
b.
Komponen afektif
Komponen afektif adalah aspek emosional
yang berkaitan dengan penilaian terhadap apa yang diketahui manusia. Setelah
seseorang mempunyai pemahaman atau pengetahuan terhadap stimulus atau kondisi
eksternalnya, maka selanjutnya akan mengolahnya lagi dengan melibatkan
emosionalnya.
c.
Komponen konatif
Komponen konatif adalah aspek visional
yang berhubungan dengan kecenderungan atau kemauan bertindak.
3.
Tingkatan
Sikap
Menurut Lestari (2012), seperti halnya pengetahuan, sikap juga mempunyai
tingkat-tingkat berdasarkan intensitasnya, sebagai berikut:
a.
Menerima (Receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subyek)
mau menerima stimulus yang diberikan (obyek).
b.
Menanggapi (Responding)
Menanggapi disini diartikan memberikan
jawaban atau tanggapan terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi.
c.
Menghargai (Valuing)
Menghargai diartikan subjek atau
seseorang memberikan nilai yang positif terhadap objek atau stimulus, dalam
arti membahasnya dengan oranglain, nahkan mengajak atau mempengaruhi atau
menganjurkan oranglain merespons.
d.
Bertanggung jawab (Responsible)
Sikap yang paling tinggi tingkatnya
adalah bertanggungjawab terhadap apa yang telah diyakininya. Seseorang yang
telah mengambil sikap tertentu berdasarkan keyakinan, dia harus berani
mengambil resiko bila ada oranglain yang mencemoohkan atau adanya resiko lain.
4.
Sifat
Sikap
Sikap dapat pula bersifat positif dan
dapat pula bersifat negative (Heri Purwanto 1998, dalam A. Wawan & Dewi
2010) :
a.
Sikap positif kecenderungan
tindakan adalah mendekati, menyenangi, mengharapkan obyek tertentu.
b.
Sikap negatif terdapat
kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci, tidak menyukai obyek
tertentu.
5.
Ciri-ciri
Sikap
Ciri-ciri sikap menurut (Heri
Purwanto 1998, dalam A. Wawan & Dewi 2010):
a.
Sikap bukan dibawa
sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari sepanjang perkembangan orang itu
dalam hubungan dengan obyeknya. Sifat ini membedakannya dengan sifat
motif-motif biogenetis seperti lapar, haus, kebutuhan akan istirahat.
b.
Sikap dapat
berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan karena itu pula sikap dapat
berubah pada orang-orang bila terdapat keadaan-keadaan dan syarat-syarat
tertentu yang mempermudah sikap pada orang itu.
c.
Sikap tidak berdiri
sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan tertentu terhadap suatu obyek.
Dengan kata lain, sikap itu terbentuk, dipelajari atau berubah senantiasa
berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang dapat dirumuskan dengan jelas.
d.
Obyek sikap itu
merupakan satu hal tertentu tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal
tersebut.
e.
Sikap mempunyai segi
motivasi dan segi-segi perasaan, Sifat iniah yang membedakan sikap dari
kecakapan-kecakapan atau pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki orang.
6.
Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Sikap
Faktor-faktor
yang mempengaruhi sikap keluarga terhadap obyek sikap antara lain (A Wawan dan
Dewi M, 2010):
a.
Pengalaman Pribadi
Pengalaman yang terjadi secara
tiba-tiba atau mengejutkan yang meninggalkan kesanpaling mendalam pada jiwa
seseorang. Kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa yang terjadi
berulang-ulang dan terus-menerus, lama-kelamaan secara bertahap diserap kedalam
individu dan mempengaruhi terbentuknya sikap.
b.
Pengaruh orang lain
yang dianggap penting
Dalam pembentukan sikap pengaruh orang
lain sangat berperan. Misal dalam kehidupan masyarakat yang hidup dipedesaan,
mereka akan mengikuti apa yang diberikan oleh tokoh masyarakat.
c.
Kebudayaan
Dimana kita hidup mempunyai pengaruh
yang besar terhadap pembentukan sikap. Dalam kehidupan dimasyarakat, sikap
masyarakat diwarnai dengan kebudayaan yang ada didaerahnya.
d.
Media Massa
Media masa elektronik maupun media
cetak sangat besar pengaruhnya terhadap pembentukan opini dan kepercayaan seseorang.
Dengan pemberian informasi melalui media masa mengenai sesuatu hal akan
memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap.
e.
Lembaga Pendidikan dan
Lembaga Agama
Dalam
lembaga pendidikan dan lembaga agama berpengaruh dalam pembentukan sikap, hal
ini dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam
diri individu.
f.
Faktor Emosional
Sikap
yang didasari oleh emosi yang fungsinya hanya sebagai penyaluran frustasi atau
pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego, sikap yang demikian merupakan sikap
sementara dan segera berlalu setelah frustasinya hilang, namun bisa juga
menjadi sikap yang lebih persisten dan bertahan lama (Azwar, 2011).
7. Cara
Pengukuran Sikap
Salah satu aspek yang sangat penting
guna memahami sikap dan perilaku manusia adalah masalah pengungkapan (assessment)
dan pengukuran (measurement) sikap (Azwar, 2011). Menurut Azwar (2011) Cara
untuk melakukan pengukuran sikap menurut Likert yaitu :
Menurut Likert
dalam buku Azwar (2011), sikap dapat diukur dengan metode rating yang
dijumlahkan (Method
of Summated Ratings).
Metode ini merupakan metode penskalaan pernyataan sikap yang menggunakan
distribusi respons sebagai dasar penentuan nilai skalanya. Nilai skala setiap
pernyataan tidak ditentukan oleh derajat favourable nya masing-masing akan tetapi ditentukan oleh distribusi respons
setuju dan tidak setuju dari sekelompok responden yang bertindak sebagai
kelompok uji coba (pilot
study).
Prosedur penskalaan dengan metode rating
yang dijumlahkan
didasari oleh 2 asumsi (Azwar, 2011), yaitu:
a. Setiap pernyataan sikap yang telah ditulis dapat disepakati
sebagai pernyataan yang favorable
atau pernyataan yang tidak favourable.
b. Jawaban yang diberikan oleh individu yang mempunyai sikap
positif harus diberi bobot atau nilai yang lebih tinggi daripada jawaban yang
diberikan oleh responden yang mempunyai pernyataan negatif. Suatu cara untuk
memberikan interpretasi terhadap skor individual dalam skala rating yang
dijumlahkan adalah dengan membandingkan skor tersebut dengan harga rata-rata
atau mean skor kelompok di mana responden itu termasuk (Azwar, 2011).
Salah satu skor standar yang biasanya digunakan dalam skala
model Likert adalah skor-T, yaitu:
T = 50 + 10 (X – X / S )
Keterangan:
X = Skor responden pada skala sikap yang hendak diubah
menjadi skor T
X = Mean skor kelompok
S = Deviasi standar skor kelompok
Perlu pula diingat
bahwa perhitungan harga X dan s
tidak dilakukan pada distribusi skor total keseluruhan responden, yaitu skor sikap
para responden untuk keseluruhan pernyataan (Azwar, 2011).
Skor sikap yaitu
skor X perlu diubah ke dalam skor T agar dapat diinterpretasikan. Skor T tidak
tergantung pada banyaknya pernyataan, akan tetapi tergantung pada mean dan
deviasi standar pada skor kelompok. Jika skor T yang didapat lebih besar dari
nilai mean maka mempunyai sikap cenderung lebih favourable atau positif.
Sebaliknya jika skor T yang
didapat lebih kecil dari nilai mean maka mempunyai sikap cenderung tidak favourable atau negatif (Azwar, 2011).
Comments
Post a Comment